ini masih tentang live on.

kalau kamu baca ini duluan, kamu salah baca. kronologisnya harusnya dari yang paling bawah terus ke atas dulu.

aku mau ngetik apa ya.

semakin lama kupikir, aku semakin suka baek horang. walaupun aku mengerti perasaan cowoknya (aku nggak inget namanya) karena pasti frustasi punya pacar kayak dia, pas nonton aku kesal sama semua karakternya selain horang karena aku merasa aku perlu membela horang.

menurutku, dia yang lebih memilih jadi orang jahat daripada dikasihani itu sangat bisa dimengerti.

kemarin aku bahas ini dengan seorang teman (yang auranya sangat positif), kalau semua manusia pasti benci dikasihani. apalagi kalau yang melakukan orang terdekat, bisa-bisa dari benci dikasihani berubah jadi benci orang itu karena sudah mengasihani kamu. kayak horang, aku setuju kalau kita punya keinginan untuk cuma menunjukkan sisi yang bagus-bagus ke orang yang dekat dengan kita, kalau sampai dikasihani sama mereka pasti kelewat menyedihkan.

habis itu aku babak belur. bercanda deh, ini percakapan online. pandemi. tapi aku yakin kalau ini ketemu langsung, temenku ini pasti udah gebukin aku.

kata temenku, harusnya seseorang jangan sampai benci dikasihani. dia mengutip dari faramir (karakter lord of the rings, oh kamu belum tahu, aku kayak ada love-hate relationship sama dia. dia bisa dengan mudah jadi karakter yang paling kusuka dari seri ini, tapi sayangnya dia sering bego. walau aku mengagumi moralnya, dia itu pemimpin, ya tuhan. pemimpin mmacam apa yang lebih mentingin moralitas dibanding keselamatan orang-orangnya. dia pasti seseorang yang bakal menyaksikan seribu orang mati karena dia nggak sanggup membunuh satu orang untuk menyelamatkan mereka semua.) yang bilang kalau jangan benci dikasihani karena rasa kasihan itu datang dari kepedulian. kalau mereka nggak peduli, mereka nggak akan sampai merasa kasihan.

terus sekarang aku merasa heran kenapa dia bisa betah temenan sama aku.

jan 29 2021 ∞
feb 4 2021 +