Sunting the G3ner2si biRu, catatan akhir angkatan 32 oleh Daryana Arya pada 27 Juni 2010 pukul 12:47 ·

“kami datang kesini untuk terus berlatih menjadi siswa aktif dan penuh penteraktif, katanya satu hati penerus cita negri, maju-maju generasi baru”

  • **

Kita akan menjadi terasing disana. Tempat yang menghadirkan suasana seperti angker atau semacamnya. Pertama masuk, kita sudah disambut oleh himpunan pohon beringin raksasa, bangunan tua lengkap dengan aksen cat pudarnya, grafitti hasil karya siswa, tak lupa dua lapangan berikut koridor dan jalan utama.

Siswa-siswi bercelana pendek biru beserta walinya sudah memadati sekitaran smk. Mereka bersiap untuk sesi pertama penerimaan siswa baru angkatan 32 setelah melihat profil kesembilan jurusan yang ada. Antrian sudah mencapai puncaknya walaupun pintu TU baru dibuka. Pendaftaran dimulai dengan mengisi foam nilai serta syarat administrative semacam ijazah. Selanjutnya, siswa akan melaksankan serangkaian kegiatan lain seperti pengukuran tinggi dan berat badan, memilih 4 dari 9 jurusan sesuai keinginan, melakoni aneka test seperti buta warna dan kesehatan.

Tak lupa psikotest yang menguras begitu banyak tenaga dan pikiran. Sejauh ini, belum ada kabar siswa atau siswi yang jatuh pingsan palingan ekspresi sedih karena sudah dipastikan tak lulus test atau pembobotan nilai.

Sedangkan test sebenarnya baru saja dimulai. Bersiaplah untuk terkapar oleh rintangan mengelilingi area jurusan Tetrans dengan akumulasi jarak larinya sekitar 1, 2 kilometer. All is well 3X. Beberapa siswa-siswi pasti merasakan junk head serta nyeri kaki selepas test terakhir yang melelahkan. Tidak berlebihan memang, jika panitia menyiapkan beberapa personil PMR siap dengan tandu dan obat-obatan.

Agenda selanjutnya setelah melengkapi syarat administrative dan test wajib adalah menunggu dan berdo’a. Beberapa siswa atau orang tua pulang pergi melihat passing grade terbaru yang makin lama makin mencapai nilai tertingginya. Terlihat dari mereka begitu panik, beberapa sudah sedikit tenang karena dipastikan sudah diterima di salah satu SMA Negri maupun Swasta.

Hari pengumuman itupun tiba. Siswa-siswi dari berbagi sekolah menengah pertama datang dengan satu harapan, yaitu bisa diterima di sebuah SMK yang menjanjikan “kesuksesan” setelah wisuda. Namun ada pula yang ragu-ragu dan terpaksa karena disuruh orang tua. Yang jelas, mereka yang diterima, memikul tanggungjawab yang tidak kecil sebagai siswa dari sekolah bernama SMKN 1 Cimahi.

  • **

Hari-hari berikutnya, kami harus sudah siap dengan lingkungan baru yang beda. Ingatkah kita pada satu hari, dimana kita dikumpulkan pada sebuah lapangan dengan lapisan kawat pada setiap sisi lengkap dengan tanaman merambatnya. Rumput-rumput liar tumbuh disetiap sudut dan kita takkan lupa pada beringin yang tak pernah absen menggugurkan daunnya. Walaupun matahari tengah sukses memanggang kami hidup-hidup, kami tetap berkonsentrasi penuh pada satu subjek yang menyerukan rentetan peraturan dan lain hal berkenaan masa orientasi. Tegas dan berwibawa, itulah kesan pertama dari beberapa orang yang kelak menjadi kakak kelas kami.

Wajah-wajah innocent dari siswa-siswi smp yang lolos tahap seleksi terlihat jelas di sana. Beberapa sungguh antusias menjelang massa orientasi sedangkan lainnya sedikit khawatir karena ini kali pertama. Berikutnya, mereka dibariskan oleh panitia dan diperbolehkan duduk manis disana.

Saatnya pembagian gugus dan perangkat pendukung masa orientasi siswa yaitu kain nilon warna putih, itu saja. Kain itu harus dibuat semacam kantong selendang dengan nama “gembolan pangaweruh”. Untuk pembagian gugus, mereka akan dibagi kedalam 16 gugus dengan nama-nama berbeda yang diambil dari Asmaul Husna. Masing-masing gugus akan dipandu oleh 2 sampai 3 orang siswa, belakangan casisba menyebutnya Bimpok (pembimbing kelompok).

Suasana berbeda membius siapa saja yang tak terbiasa dengan sikap tegas panitia. Bersiaplah untuk mengikuti masa orientasi yang belum pernah dialami sebelumnya karena konsekuensi bagi yang berbuat kesalahan tentu saja hukuman. Ingat, hu- ku- man. Sejenak mengalihkan perhatian, tak salah jika kita beralih pada sesuatu yang mengasyikkan bukan?

Yup, dari praorientasi, pasti sudah banyak siswa-siswi yang saling bertatap muka tanpa sapaan karena tak kenal. Banyak kesan pertama yang kita dapat dari sana. Wajah-wajah yang tak pernah dilihat sebelumnya, ada juga yang begitu mempesona.

Sebuah moment menemukan keseimbangannya, dari suasana tegang praorientasi, mereka masih menemukan hal lain yang membuat mereka bertahan sejenak bahkan betah untuk berlama-lama pada sebuah satu masa yang tak bisa dibekukan ataupun diabadikan kecuali disimpan dalam hati atau jurnal harian.

  • **

aku masih bercelana biru ketuka dikumpulkan pada masa masa krisis dan dramatis sesekali aku melewatkan ocehan orang didepan menuju sebuah ruang kedap suara yang curam fatamorgana bersamaku karena sensasi panas dan ngeri didalam lapang serta mukanya yg masam menamparku ketika lamunan menembus batas terdalam dari macam2 perasaan apa ini ketidaksengajaan yg aku rencanakan melihat dia melipat lututnya yg panjang sehingga pantas membandingkannya dng lukisan buatan paris atau jepang terimakasih daun daun beringin yg berjatuhan menitipkan sebuah pesan padaku bahwa sekarang angin sedang menghantarkan kekaguman pada seseorang aku tak mau ini cepat lekang meski sesekali pra orientasi siswa yang hanya satu hari terasa begitu panjang Kami tak saling mengenal, tapi punya satu tujuan yang sama, yaitu menyelesaikan banyak misi penting yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Masa orientasi menjadi awal dan mungkin seribu tanya ada setelahnya. Jalan satu-satunya untuk menyelesaikan salah satunya adalah menjalaninya.

  • **

Tiga tahun kemudian Ini bukan masa orientasi siswa atau mos jurusan, dimana kita harus akrab dengan jalan jongkong menuju aula, panggilan putri putra, teriakkan timsus yang memekakkan telinga, atau peringatan jangan cengengesan hingga jaga lisan. Tapi ini semacam wajib militer ringan. Jangan sesekali kaget jika dalam pembukaannya, PMR siap dengan tandu dan oksigen ditangan karena kemungkinan ada siswa yang jatuh pingsan. Inilah Pelatihan Fisik dan Mental ke 18 angkatan 32 SMKN 1Cimahi.

Detik-detik menuju pembukaan selalu menyajikan sedikit kengerian. Hari perdana seakan memaksa siapa saja untuk terus bertanya. Apa yang akan terjadi pada hari H? Beberapa mungkin sudah familiar dengan hal semacam ini seperti anggota 4 eskul kepemimpinan.

Tapi kebanyakan adalah orang awam alergi dengan kegiatan semacam latihan fisik atau bimbingan mental. Tapi ada juga yang kegirangan menyambut pelatihan ini, seakan menjadi sebuah kebutuhan. Terlalu dini memang membuat kesimpulan tentang apa yang akan terjadi pada pembukaan karena akan banyak hal tak terduga. Satu hal yang dibutuhkan untuk menghadapi PFM selain fisik dan mental adalah berdo’a.

Ini tengah siang. Sehabis Jum’atan tingkat 3 bersiap dengan baju biru, celana parasut hitam berikut aksen berupa gambar dan nama angkatan, tak lupa shall, dan “senjata” andalan berupa sapu dan kantong kresek hitam. Pastikan tak ada satu item pun yang tertinggal, bila perlu absent satu-persatu. Peraturan pertama saat PFM adalah jaga kekompakkan. Semua siswa harus seragam dan tetap utamakan ke-ber-sa-ma-an.

Pengumuman bahwa apel akan segera dilaksanakan telah sedikit menjinakkan keramaian dari tingkat 3 yang sudah bersiap di sekitaran lapang. Ada yang menunggu tak sabar, ada yang sedikit nervous dan sedikit tegang, ada yang kebelet pipis hingga harus mengantri panjang ada juga yang sedemikian apatisnya dengan memasang muka datar. Sebaiknya jangan telat datang, karena hukuman banding atau push up masih diberlakukan dan bersiap dipisahkan sejenak sebelum diperbolehkan masuk barisan. Peraturan dasar untuk formasi barisan masih sama, yaitu akhwat didepan berikutnya ikhwan dari yang terpendek sampai tertinggi.

Anggota PFM bersiap dengan pandangan kedepan dan sikap sempurna. Barisan super rapi mengisi lapangan satu yang hijau pada rumputnya. Hampir tak ada ada satu katapun keluar kecuali pemimpin apel yang melaporkan pada Pembina bahwa apel siap dilaksanakan, barisanpun diistirahatkan. Tak ada pula gerakan seperti membenarkan shall, menggaruk kepala atau badan, meregangkan otot sampai memainkan sapu atau kantong kresek hitam, semua dilarang.

Konsentrasi pada perkataan Pembina adalah satu-satunya kegiatan yang dibenarkan. Kali ini yang menjadi Ketua Pembina PFM adalah Ibu Sri Gantini. Sedangkan Pembina senior lainnya seperti Pa Rahmat Suaib, Pa Rahmat Ilmuddin, Pa Deden Pa Inu, Pa Unang sampai Pa Ian sudah stand by di belakang juga di depan barisan.

  • **

“PFM…!!!”, Siap!!! “PFM…!!!”, Kuat!!! “PFM…!!!”Sehat!!! “PFM…!!!”Luar biasa Allahu Akbar!!! Seruan yang hanya kita dengar disini, Lapangan satu. Lapangan yang tak boleh diinjak saat bendera masih terpasang pada tiangnya. Lapangan yang menyimpan banyak sejarah dari angkatan sebelumnya. Lapangan yang memaksa kita untuk ingin kembali merasakan dingin saat upacara.

Kita akan mencoba mengingatnya lagi setelah setahun perpisahan, 27 Juni 2009 silam. Sebenarnya tak ada maksud membuat banyak orang teringat lagi pada masa-masa itu. Tapi, ngga ada salahnya mengisi waktu luang dengan iseng mengingat-ingat lagi cerita tentang kisah berjudul The G3ner2si Biru. Kita pasti masih ingat rasanya panas menyengat saat apel, pulang ke sekolah dengan kaki nyeker atau pulang dengan keadaan baju yang udah kayak kain pel. Itu semua hanya ada disalah satu kegiatan wajib tingkat 3 untuk persiapan menghadapi PKL. Yup, orang-orang stm menyebutnya PFM.

Apel akan menjadi kegiatan wajib selama kegiatan ini digelar. Sambutan dari berbagai Pembina akan menghiasi telinga para peserta. Buat peserta diharapkan mendengarkan dengan seksama karena kedepan mungkin berguna. Kegiatan selanjutnya setelah apel adalah senam pemanasan yang akan dipimpin oleh salah satu Pembina. Ini dilakukan untuk mengurangi cedera pada para peserta. Setelahnya, peserta diperkenankan menyiapkan sapu dan kantong kresek hitam.

Kebetulan stm lagi kotor setelah habis kegiatan belajar-mengajar. Itu artinya bersiaplah untuk “sasapu”. Bagi yang ngga biasa, bersabar ya! Klo bisa masukin sebanyak-banyaknya. Gosipnya sih, ntar kantong kreseknya bakalan dinilai, ha ha. Smakin penuh makin bagus nilainya. Ah, bohong!! Ngga ngaruh kali. Sempet sih beberapa peserta termakan isu, hingga memungut sampah sebanyak-banyaknya.

Lari kampus juga jadi agenda wajib selama PFM, kali ini ngga ada yang bisa motong jalan apalagi jajan pinggir jalan. Boro-boro!! Pembina ada dimana-mana. Dan, jangan coba-coba buat saling mendahului atau ninggalin satu sama lain, kudu kompak!! Ngga ada yang nomor 1 ato nomor selanjutnya di PFM. Utamakan ke-ber-sa-ma-an, tetep.

Bagi ikhwan-ikhwan, jaga akhwat satu kelasnya, jangan akhwat kelas lain. Iya, soalnya akhwat rawan banget buat pingsan dipinggir jalan. Malu-mauin emang. Tapi, ngga apa-apalah ngegotong sampai stm, itung-itung amalkan?

Klo kamu udah tepar di hari pertama lewat test fisiknya, gmana kedepan? Rangkaian kegiatan lainnya selama PFM cukup mengerikan. Siaga 1 diperlukan selama penyelenggaraan. Kita ngga boleh menghindar dengan berbagai alasan seperti sakit, ada keperluan keluarga hingga ada acara kawinan. Satu kata, semangat! …… Dibawa he fun aja. Rintangan dan tantangan jangan jadi beban. Tapi tetap aja ada waktu dimana lelah jadi teman. Apa kalian pernah ngerasain sakit sekujur badan? Nyeri kaki tangan, selangkangan, sekitaran perut hingga dada, sampai junk head tak terkira pada kepala. Sedangkan esoknya kita harus melaksanakan perjalanan lewati gunung turuni lembah dan tak ada sungai mengalir indah ke samudra atau klo ngga test angkat balok beton.

Bagi yang ngga kuat mental ini pasti berat. Beberapa siswa mungkin memilih untuk diam dirumah atau mengungsi ke PMR. Tapi entah mengapa smua itu terasa ringan jika dilakukan sama-sama. Sepertinya ada efek psikologis yang kita terima dari satu kata bernama ‘kebersamaan”. Lagi-lagi kata itu, apa kalian merasa bosan mendengarnya?

Entah hari keberapa kegiatan naik turun gunung dilaksanakan, tapi momentnya ngga akan pernah kita lupakan bukan?. Waktu itu peserta diajak berkeliling pegunungan Gajah Rangu. Starnya dari kerkof Leuwigajah dan finish di Cibogo. Perjalanannya cukup menyenangkan dan melelahkan tentunya. Kita harus melewati belantara pegunungan yang sudah pernah dijamah sebelumnya.

Menikmati pemandangan Cimahi dari atas gunung serta pulang dengan keadaan tak berbentuk hingga menahan haus karena persediaan air yang sangat terbatas. Satu satunya hiburan disana adalah melihat beberapa peserta jatuh karena terpeleset, jeritan akhwat menuruni lereng gunung nan curam hingga muka-muka madesu dari peserta PFM yang hampir putus asa. Tapi akhirnya peserta berhasil menaklukkan rintangan itu semua tanpa satu orang pun yang tewas atau cedera. Berhasil, berhasil, berhasil, hore!!

  • **

18 Juli 05 Apakah kita merasakan hal yang sama, mengalami gejala insomnia ketika akan menghadapi masa orientasi siswa. Beberapa siswa mungkin tidur nyenyak malamnya, tapi aku tidak. Satu siswapun takkan mencoba untuk datang terlambat dihari pertama. Bukan saja hukuman yang diterima sehingga membuat jera, tapi lebih dari yang kita bayangkan sebelumnya, mungkinkah akan mengakibatkan trauma, atau bahkan fobia?. Prediksinya mungkin saja meleset, tapi aku tak bercanda.

Sudahlah, yang penting saat ini adalah tidur. Biarkan otak kita rehat sejenak tapi jangan lupa bangun esoknya. Bisakah kalian bermimpi indah sebelum menghadapi hari perdana masa orientasi siswa?

  • **

Lagi- lagi orientasi siswa. Apalagi jika bukan penjelasan visi misi sekolah dan Wawasan Wyata mandala di hari pertama. Hari kedua, penjelasan mengenai cara belajar di SMK. Kemudian pengenalan ekskul, pentas seni tiap gugus juga penutupan di hari ketiga. Satu kata, mengerikan. Tidakkah yang mengalaminya akan merasakan deja’vu ? Ini pagi buta, mungkin 10 menit menuju jam lima. Masih ada massa tenggang sebelum waktu masuk yang telah ditentukan tiba. Aturan MOS pertama yang aku hafal adalah Casisba (calon siswa baru)wajib berjalan kaki dari mulai perum pilar mas sampai ke gerbang atau jika dari arah Cimindi, casisba harus berjalan mulai dari SPBU.

Waktunya jalan santai sambil memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi belum sempat menghayal, terlihat beberapa siswa bercelana abu dan berkaos. Salah seorang menyerukan sebuah kalimat yang membuat kami akan bergegas untuk lari secepat mungkin. Belakangan casisba mengenalnya sebagai “timsus”alias tim khusus. Mereka berkaos merah. Dengan ciri-ciri : tanpa senyum, tegas, tentu menakutkan karena muncul dan menyerukan bahwa aku diambang waktu keterlambatan.

Apa ini?!. Kadang, jika sedang panik kita tak tahu harus berfikir apa dan berbuat apa. Yang ada adalah menjalani sesuatunya dengan spontan dan apa adanya. Berlari-dan berlari. Tentunya dengan membawa “gembolan pangaweruh”. Tas bertuliskan nama, Al Jabbar, gugus 15, SMKN 1 Cimahi, 2005. Di dalamnya ada “bekal”makan siang dengan nasi, tempe bacem plus kerupuk dan berbagai macam benda yang wajib di bawa seperti kolom ta’aruf, buku MOS, dll.

Sudah sampai di depan gerbang. Kesan pertama, mata kita tak akan fokus pada satu objek atau subjek apapun. Otak kita mesti berkerja terlebih dahulu untuk memisahkan antara hal nyata dan maya. Barulah kita akan sadar bahwa gerbang hijau tua sudah di depan mata dengan cat pudarnya karena telah dimakan usia. Jalan menujunya tak rata sehingga waspadalah supaya tak terjatuh apalagi terluka.

Begitu juga pada beberapa beringin tua, mereka seakan menyembunyikan kengerian dari mitos bahwa makhluk halus sepertihalnya kuntilanak bersemayam di balik ranting atau rimbun daunnya. Lampu jalan adalah penerangan satu satunya di sana. Sinarnya mencipta siluet dari orang-orang asing yang sudah siap siaga di depan gerbang. Meneriakkan sesuatu entah apa. Siap mengeksekusi siapapun casisba yang telat biarpun 1 menit saja. Dan aku salah satunya.

Akupun masuk ke pintu gerbang. Bentuknya seperti lorong segi panjang yang gelap. Akankah itu semacam labirin yang akan melumatku mentah-mentah. Memasukkan tubuh yang mencoba untuk kuat. Aku pun masuk segera.

Bersyukurlah bagi yang telat. Alasannya ada 2. Pertama, mendapat coretan spidol pada “gembolan pangaweruh” sebagai tanda keterlambatan. Lumayan kenang-kenangan. Kedua, yang terlambat tak perlu mendengar petuah pagi yang sedikit membosankan. Melainkan harus dikucilkan di lapangan 2 sambil setengah jongkok selama waktu yang tidak ditentukan. Aku lupa, apa hukuman push up 2 seri sudah diberlakukan waktu itu atau belum.

Tapi yang jelas, dimarahi dan setengah jongkok hampir membuat wajah siapun layu tanpa ekspresi. Aturan Kedua yang aku hafal dari orientasi adalah jangan cengengesan. Casisba harus bermuka datar. Jangan mengekspresikan sesuatu apalagi dengan tertawa atau senyum kecil.

  • **

Upacara pembukaan mengawali kegiatan masa orientasi siswa. Inilah saat-saat aman bagi siswa untuk mengumpulkan nyawa selain memasukkan berbagai petuah dari Pembina. Hari-hari berikutnya, apel pagi menyambut pagi manis Casisba dari mulai baris-berbaris sampai pembacaan do’a . Setelah rampung, Casisba harus kembali ke habitatnya.

Pertama, Casisba digiring masuk lapangan dua. Dibariskan menurut gugus dengan syarat putri diurutan pertama dan dibelakangnya putra berbaris berurutan dari mulai yang terpendek sampai tertinggi. Membuka sepatu wajib dilakukan. Rentangkan tangan dan bersiaplah untuk melakukan ritual setengah jongkok, sedikit pemanasan berupa bimbingan mental dan razia rambut sampai pakaian.

Waspadalah bagi putra dengan ukuran margin dari ujung celana kelutut kurang dari 5 cm. Atau untuk putri, rok harus melewati lutut dengan margin 5 cm, dihitung dari lutut ke ujung rok.

Dan, jangan sampai lupa siapkan fisik dan mental karena bisa saja bila sedang tak fit, dan bersikeras melanjutkan, casisba akan terserang pusing, sakit kepala sampai pingsan setelahnya. Sebelumnya, Timsuspun akan memastikan dengan bertanya “ ada yang sakit?” sebelum lanjut ke level berikutnya yaitu jalan jongkok menuju aula.

Aula menjadi tempat pemberhentian selanjutnya sekaligus tempat aman ke dua. Biasanya, sesi ini diisi oleh pemberian materi oleh guru dan kesiswaan. Siapkan buku MOS untuk mencatat hal penting yang disampaikan. Sebaiknya jangan ada yang ribut karena Timsus sedang berjaga-jaga dibelakang. Di sini, casisba akan bertatap muka bersama Bu Sri Gantini yang menguraikan pembahasan mengenai “Program dan cara belajar di SMK, Bu Sri Aisyiah tentang “Tata Krama Siswa “dan guru-guru beserta materi-materi lainnya. Oh ya, jangan sesekali lupa akan sapaan “ bagaimana kabarnya?”, casisba dalam hal ini wajib menjawab dengan segenap semangatnya dengan kalimat “Alhamdulillah luar biasa Allahu Akbar” sembari mengepalkan tangan lalu diangkat ke atas.

Setelah sekian lama berkutat dengan berbagai kesalahan, hukuman, dan keluhan saat orientasi, saatnya soliskan (istirahat solat makan) dan berkumpul bersama Bimpok. Agendanya tak lain adalah perkenalan antar casisba, makan bersama, bersenda gurau, curhat tentang kegiatan casisba selama seharian, dan. tak lupa pembekalan oleh Bimpok berupa tips sukses menghadapi masa orientasi. Walaupun petuah mereka sederhana, tapi membuat kami sadar harus memperbaiki diri, minimal kebiasaan buruk saat masih sekolah menengah pertama, Timsus menganalogikannya dengan kata “manja”. Untuk itu, peraturan ketiga saat orientasi adalah jangan manja.

  • **

Satu bulan kemudian, Mengapa setiap moment perlu diabadikan? Selalu ada suasana berbeda yang akan kita rasakan ketika memasukinya. Siswa-siswi masuk tanpa tahu apa selanjutnya. Pertama masuk, mereka akan berhadapan dengan 2 penjaga gerbang yang sering disebut ‘babeh’ tanpa tahu nama aslinya. Selanjutnya, trauma sehabis mos mungkin masih tersisa sehingga untuk mengelilingi Stm Raya takkan dilakoni untuk sementara.

Kemudian, hal yang paling aman adalah memastikan tak ada satu hal pun yang keluar dari peraturan serta diam seribu bahasa alias jaga lisan. Oh ya, bersabar dari ocehan tetangga dan teman mesti dilakukan karena putih abu masih lama dibagikan. Murid baru masih dengan celana pendek biru sampai waktu yang tidak ditentukan.

Oh ya, jangan kaget jika ada pengumuman mos jurusan. Yup, ini rangkaian kegiatan lainnya sehabis resmi menjadi siswa. Waktunya tak ditentukan karena diatur oleh masing-masing jurusan. Yang pasti siapkan fisik dan mental sebelum acara dimulai. Sepertinya waktu itu kita belum sadar sudah bersekolah disini. Pada Sekolah Menengah Kejuruan di Jawa Barat yang menyelenggarakan Program Pendidikan Kejuruan 4 Tahun, dan merupakan salah satu SMK dari 8 (delapan) SMK Negeri di Indonesia yang memiliki program 4 (empat) Tahun, yang pembangunan fisiknya dimulai sejak tahun 1969, di atas tanah seluas 3,4 Ha, dan telah menerima siswa sejak tahun 1974 dengan nama STM Negeri Pembangunan Bandung, yang diresmikan pada tanggal 24 Maret 1977.

Perkembangan SMK Negeri 1 Cimahi dari sejak berdiri sampai dengan tahun 1995/1996 bernama STM Pembangunan Bandung, sedangkan nama SMK Negeri 1 Cimahi – Bandung berlaku sejak tahun pelajaran 1996/1997 dengan berdasarkan SK Mendikbud No.036/O/97. Sejalan dengan otonomi daerah, dengan berpisahnya Kota Cimahi dengan Kab. Bandung, maka pada tahun palajaran 2001/2002 SMK Negeri 1 Cimahi – Bandung berubah nama menjadi SMK Negeri 1 Kota Cimahi.

Pernahkah kalian tersesat disana atau bingung menemukan ruang kelas untuk pelajaran selanjutnya? Ada sekitar 42 ruang kelas disana, belum termasuk Ruang – ruang Penunjang dan Administrasi seperti Ruang Perpustakaan, Rumah Dinas, Ruang Guru, Ruang Tata Usaha, Ruang BP/BKK, Ruang Kurikulum, Ruang Hubungan Industri, Ruang Kesiswaan, Ruang Program Sertifikasi, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Gudang Tata Usaha, Ruang Rapat, Ruang Mandi / WC, Ruang Dapur / pantry, Ruang SPP / BP3 dan Ruang OSIS serta Ruangan Produktif dari masing-masing jurusan sejumlah 51 ruangan. Wajar jika di hari pertama, kita memerlukan denah serta perlu menghafal nama ruangan. Tapi keterlaluan jika kita tak tahu dimana Mesjid, Aula atau Toilet berada.

Saat tingkat satu, kantin menjadi satu tempat yang kami anggap tak ada. Alasannya, hampir semua kakak tingkat berkumpul saat jam istirahat. disana Sehingga kami harus sengaja membawa bekal makan siang untuk dimakan bersama-sama. Penghuni Stm menyebutnya, ke-ber-sa-ma-an. Satu kata yang banyak diperbincangkan baik dalam obrolan antar siswa maupun pembinaan saat upacara. Satu dari sekian hal menyenangkan lainnya di sekolah yang berpenghuni lebih dari seribu orang itu.

Tingkat satupun menjadi masa rawan bagi siswa yang tak terbiasa dengan aturan. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, lambat laun kami jadi terbiasa dengan aturan juga tradisi seperti senyum, salam, sapa, sopan dan santun. Walau kadang kami masih canggung dan segan memberi salam pada guru atau kakak kelas sekalipun.

  • **

Dua hal yang akan kita temui pada Senin pagi yang pertama adalah datang tepat waktu lalu masuk barisan dengan berjalan santai sambil sesekali berceloteh dengan teman, sedangkan yang kedua adalah datang telat sambil berlarian sembari menikmati kicauan osis menyuruh baris dan menunggu hukuman.

  • **

aku beranjak dari dingin ketika batas keterlambatan memaksa aku berlari melewati kepungan osis yang sudah mengantri aku seperti kembali lagi menuju labirin hitam sehabis pagi disini, orang orang sibuk merapikan barisan ku siapkan nyaliku menempati urutan terbelakang bersama kumpulan siswa semi telat lainnya menghela nafas, murni diperlukan oksigen sepertinya terbatas bagi yang kelelahan

upacara Senin pagi tangga l 4 Maret 2007 segera dimulai tiga tura menyiapkan barisan dengan suara super lantang barisanpun disiapkan dan saat itupun dimulai semula aku lihat sepatunya mengikuti alurnya hingga wajah yang sementara aku tak tahu siapa sampai aku tersadar dari semacam amnesia dia yang wajahnya aku kenal mematung dekatku sekarang aku berada pada masa tenggang sebelum kegilaan menyerang tapi dia beranjak menuju satu level kedepan lagi lagi untuk merapikan barisan

  • .......

kabut sehabis hitam malam mengaburkan nyawa ketika surya masih padam sekali lagi ku buka pintu terlarang mengarang cerita dari scene scene kehidupan aku disini untuk kokoh memandangmu dari belakang mengharap intonasi suaramu yang tak pernah aku dengar

  • .....

sudahlah sejenak aku lupakan kita harus siap dengan sikap sempurna dan pandangan kedepan menuju konsentrasi penuh dalam pengibaran bendera dan nyanyian Indonesia Raya sembari hormat serta khidmat Apakah kalian merasakan langit juga rasa yang sama?

Upacara ditutup dengan do’a dilanjutkan dengan pengumuman oleh Wara yang memberitahukan” guru beserta staff tata usaha meninggalkan lapangan upacara”, disusul oleh osis mengabarkan 4 eskul kepemimpinan kumpul serta serentetan pengumuman lain yang menyebabkan beberapa siswa menunggu juga kesal karena kepanasan, menuntut sesi selanjutnya digelar agar barisan cepat dibubarkan dan berdo’a razia tak diadakan.

Bila ada razia, kesiswaan akan turun tangan menangani para putra yang berambut gondrong dan bercelana sempit ala vokalis changcuters (Tria), sedangkan keputrian bersiap mengekstradisi para putri yang melanggar peraturan seputar standarisasi berbusana. Siswi yang terbukti melanggar biasanya kena hukuman berupa omelan dan coretan tak beraturan dengan spidol pada seragam indise atau celana yang kekecilan.

Sedangkan sangsi lupa bawa topi adalah satu cubitan super menyakitkan dari Pa Ian atau kalau tidak, persiapkan mental untuk dipajang di depan lapangan sehabis upacara. Sementara itu, siswa yang biasanya terlambat akan dikumpulkan dilapangan dua dengan penjagaan ketat oleh osis atau perwakilan polisi keamanan sekolah (PKS). Jangan harap bisa kabur dari sana.

Apa kalian tahu bagaimana situasinya? Lapangan dua ibarat diagram venn bagi Akhwat dan Ikhwan kesiangan. Kemudian mereka dibariskan dan dipisah menurut jenis kelamin dan tingkatan, selanjutnya adalah pencatatan nama dan jurusan oleh osis seperti dalam sensus kependudukan. Beberapa siswa menerapkan strategi curang agar luput dari pendataan. Kebanyakan pasrah pada kenyataan dan satu dua murid super apatis karena sudah langganan alias kebiasaan.

Bagi yang telat, biasanya mereka akan bersiap dengan posisi turun kebawah guna melaksanakan ritual hukuman berupa 2 seri banding untuk Akhwat dan push up untuk Ikhwan. Dengan catatan : hitunglah dengan suara yang lantang jika tak ingin diulang dari awal. Supaya tak bosan, pernah Pa Ian sesekali mengajak kami untuk lari kecil sambil jalan santai mengelilingi area jurusan tetrans sebagai hukuman alternative yang menurut sebagian siswa cukup memalukan dan menyenangkan. Motto kami saat itu ‘he fun!!

  • **

Apakah kalian pernah mengalami datang pagi demi mengcopy paste PR teman yang paling bisa diandalkan? Pernahkah kalian mendengar slogan ‘posisi menentukan prestasi?” yaitu berebut posisi bangku saat masuk jam pelajaran, alasannya macam-macam, supaya lebih berkonsentrasi pada saat proses belajar, atau mengincar tempat stategis untuk mencontek/buka catatan ketika ulangan karena tingkat kesulitannya pada soal uraian, serta dengan sengaja mencari tempat duduk hanya untuk menghindari pembahasan dari salah satu materi pembelajaran yang sulit dan atau membosankan?

Atau pernahkan kalian sibuk datang pagi demi menghapal surat-surat saat pelajaran Bu Dede, sementara beberapa siswa membuat contekan dikertas atau bangku sekolah? Kalau tidak, bagaimana dengan tragedi di kelas bu Sri Gantini?, ingatkah kalian bagi ikhwan yang lupa memakai kaos dalam? karena bila kedapatan tak memakai, konsekuensinya bisa sangat memalukan bukan?, yaitu bertelanjang dada selama 2 jam pelajaran dan mendapat sorak-sorai cibiran dari teman-teman.

Mungkin ini yang pernah kalian alami, perang tulisan antar jurusan lewat bangku dan tembok sekolahan, subjek penderitanya adalah salah satu jurusan yang tak bisa disebutkan, temanya berkenaan dengan penghinaan aib sampai gossip seputar siswa satu angkatan. Entah benar atau hanya praktek adu domba oleh oknum yang kurang kerjaan.

Emang ngga ada hal lain apa selain menulis hal tak senonoh yang memicu perpecahan?tapi apa lacur kawan, mungkin ini salah satu pelajaran, ambilah hikmahnya dan lupakan. Satu lagi yang mungkin kalian alami, kabur berjamaah pada salah satu mata pelajaran karena berbagai alasan tapi intinya malas, pernah? Tanpa kita sadari, kita pernah merasakan hal yang sama dengan cara yang berbeda, atau cara yang sama dengan rasa yang berbeda (sekalipun itu hal buruk, baik, sedih ataupun menyenangkan sekalipun). Mungkin itu salah satu alasan kita disebut sebuah angkatan. Lalu apa arti “angkatan’ jika didalamnya kita tak menemukan toleransi dan kebersamaan.

Teknik Transmisi Nama akrab jurusan ini adalah Tetrans. Dibagi kedalam 2 kelas, Tetrans Metamorfoself32 adalah sebutan untuk kelas A sedangkan kelas B adalah Mizzleuk Crew. “Bersama dengan cepat membangun kompetensi diri” adalah moto jurusan ini. Taman tetrans dengan aksen parabola dan pemancar menjadi tempat nongkrong “barudak”Tetrans. Mereka mempunyai misi yaitu menjadi lulusan yang kompeten , kreatif, dan berbudi luhur pada bidang teknik transmisi. Tak berlebihan jika kompetensi seperti Teknik Gelombang Mikro, Teknik Modulasi, Komunikasi Satelit, Pemancar dan Antenna, Komunikasi Data dan Teknik Televisi menjadi makanan sehari-hari mereka. Satu lagi yang khas dari jurusan ini adalah keahlian khusus dari anak-anaknya yang piawai memanjat tower.

Elektronika Industri dan Komputer Kalimat “We are happy family” pantas menggambarkan jurusan ini. Jurusan yang identik dengan warna merah ini dibagi kedalam 2 kelas bernama ea32 dan eb 32. ‘Kami besar karena kebersamaan’ menjadi motto bagi jurusan yang akrab dipanggil Eind ini. Sedangkan misi mereka tak lain adalah menjadi lulusan cerdas, terampil, kreatif, dan dapat berkompetensi serta mandiri dan menjadi lulusan yang dapat bekerja serta mampu memenuhi tuntutan DU/DI. Tempat nongkrong anak Eind adalah sekitaran workshopnya yang berhadapan langsung dengan lapangan olah raga. Jika anda ingin tahu cara menginstal peralatan dan perangkat elektronika serta jaringan sistem otomasi – otomasi elektronik atau mungkin merakit peralatan dan perangkat elektronik sistem otomasi elektronika, anak Eind siap membantu anda.

Listrik Industri Siapa yang tak tahu dengan “Barlind 32” (barudak listrik industri). Jurusan yang dipimpin oleh Drs Ahmad Hadiyanto ini salah satu jurusan tertua di SMK Negeri 1 Cimahi. Tulen’z Barakatax, seperti itu mereka ingin disebut. Didalamnya himpunan Ikhwan-ikhwan yang sangat percaya diri berkumpul menjadi satu untuk sekuat tenaga mempelajari all about listrik (listrik sudah menjadi sahabat bagi mereka). “Siap Bekerja dan Bersaing Dalam Era Globalisasi Industri’ merupakan motto yang selalu mereka junjung dalam setiap kegiatannya. Misi mereka menjadi lulusan yang mampu bekerja sesuai dengan program keahlian Listrik Industri atau pemanfaatan tenaga listrik secara umum dan mampu mengembangkan diri pada tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, mereka sangat pandai menguji, dari Menguji Karakteristik Mesin Listrik DC, Menguji Karakteristik Generator AC, Menguji Karakteristik Transformator 1 Fasa dan 3 Fasa, sampai Menguji Karakteristik Motor 1 fasa dan Motor 3 fasa. Liuer ga sih?

Kontrol Mekanik “We have a dream to make world become peace” adalah ungkapan tulus dari jurusan yang bernama Instind atau instrumentasi industri ini. Warna hijau adalah identitas yang tak bisa lepas dari jiwa mereka. Menurut mereka, mereka itu gokil, parrah, kcrut, lalucu, asyik, dan masih banyak lagi. Jurusan yang terbagi kedalam 2 kelas ini yaitu KM A dan KM B. Bidang pekerjaan yang dapat diisi program studi Kontrol Mekanik adalah Gambar dan perencanaan system kontrol Mekanik,Pengukuran dan pengontrolan besaran proses, Pemasangan instalasi dan pemipaan system kontrol Mekanik, Pengujian dan kalibrasi peralatan dan system kontrol mekanik, Pengoperasian, pemeliharaan, dan perbaikan peralatan serta system kontrol mekanik, Pengembangan dan modifikasi peralatan serta system kontrol mekanik.

Sunting the G3ner2si Biru part 2 oleh Daryana Arya pada 27 Juni 2010 pukul 13:25 ·

Kontrol Proses Dibalik muka gokil mereka sepertinya tersimpan hati yang melankolis. Itulah barudak KP 32. Jurusan ini masih termasuk kedalam Instrumentasi Industri, masih punya hubungan darah dengan Kontrol Mekanik. KP KM sama saja, asal jangan? Di jurusan ini, anak KM harus terbiasa dengan teknik elektronika analog, pengendalian PLC, macam-macam pengukuran, besaran proses, besaran-besaran proses, kompoonen kontrol proses, teknik elektronika digital hingga harus menguasai gambar teknik instrumentasi 1 sampai 3 serta mengoperasikan power supply pneumatic. Meski kadang sulit, tapi dengan motto “Dimana Kita Berada Disana Kita Berkarya” anak-anak KM membuktikan bahwa mereka bisa menaklukkannya guna mencapai misi utama mereka yaitu menjadi tamatan yang memiliki kompetensi tinggi dan terampil dalam bidang Instrumentasi industri.

Teknik Pendingin dan Tata Udara Menjadi tamatan yang mampu bersaing dengan institusi lain terutama yang menghasilkan tamatan Teknik Pendingin dan Tata Udara adalah cita-cita utama mereka. Untuk menuju kesana banyak rintangan dan tempaan yang harus mereka hadapi dari mulai Memeriksa Fungsi & Performance Peralatan, Mengisi Refrigerant Mesin Pendingin, Menggambar Sistem Instalasi Pemipaan Refrigerant, Mengoperasikan & Melayani Cold Storage, Pabrik Es Komersil, Penerapan Mikro Kontoler Pada Sistem Refrigerasi, Mengontrol Sistem Kelistrikan, Mekanik Refrigerasi, Merawat dan Memperbaiki Alat Penukar Kalor, Pengoprasian & Melayani Cold Storage sampai Merawat & Memperbaiki Kompresor Mesin Pendingin harus mereka jalani. “Tiada Prestasi Tanpa Usaha(TPTU)”itulah motto yang selalu tertanam dalam setiap langkah, terpatri di hati sanubari para pemuda dengan sebutan Refac32.

Teknik Komputer dan Jaringan Pernahkah kalian mendengar slogan ‘muda beda dan berbahaya’ ?atau pernahkah kalian menemukan grombolan genk kapak belang? Kita hanya bisa menemukannya di jurusan yang selalu mencoba tampil muda dan kreatif bernama Teknik Komputer dan Jaringan. Terbagi kedalam 2 kelas, yaitu TKJ Riot sebutan untuk komunitas TKJ A sedangkan TKJ B berjuluk “buronan32’. “Ramah Amanah Rajin Tekun” itulah motto jurusan yang selalu berhubungan dengan computer dan jaringan ini. Mau Menginstalasi dan mengkonfigutasi TCP/IP statis pada workstation yang terhubung pada jaringan atau Menginstalsi dan mengkonfigutasi TCP/IP dinamic pada workstation yang terhubung pada jaringan, hubungi saja anak anak KJ (sapaan akrab mereka) pada no telepon di bawah ini.

bersambung...

mar 14 2012 ∞
mar 14 2012 +