Rekayasa Perangkat Lunak This time for Rapela’s Community and Rpl-B 3rd squad. We make our self proud’ itulah kalimat penutup andalan mereka. Jurusan yang identik dengan warna orange ini mempunyai moto “Terampil Dewasa Percaya diri Mandiri”. Dengan misi Menjadi peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam program rekayasa perangkat lunak, agar bekerja baik secara mandiri atau mengisis pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Itulah yang menjadi dasar bagi mereka untuk mengembangkan ilmu dibidang piranti lunak dengan cara belajar membuat berbagai aplikasi seperti apliksi berbasis Microsoft Access, progam aplikasi dengan menggunakan VB dan VB.Net, program basis data berbasis XML, program aplikasi web berbasis JAVA, program aplikasi menggunakan C++, program basis data mengunakan PL/SQL, program aplikasi web berbasis JSP sampai membuat paket software aplikasi. Dunia akan terasa mudah dengan bantuan mereka.

Teknik Produksi Program Pertelevisian Berawal dari sebuah radio bernama Inovasi Fm berikut slogannya”our education radio’ sampai ngeri dan gelapnya ruang 8 hingga kini. Lahirlah satu komunitas bernama O’ceast community dibawah naungan bendera Inovasi. Inovasi adalah landasan bagi mereka yang hidup disebuah dunia berbeda bernama Broadcast. Inovasi berarti Inisiatif Naluri Obyektif Variatif Aktif Semangat Improvisasi sekaligus menjadi motto tetap. Misinya adalah Menghasilkan Tamatan Yang Memiliki Kompetisi Tinggi Dan Terampil Di Bidang Film Dan Televisi. Teknik Fotografi, Teknik Penyutradaraan, Tata Artistik, Teknik Editing, Videografi, Tata Suara, Manajemen Produksi dan Teknik Penulisan Naskah adalah beberapa kopetensi yang harus mereka aktualisasikan kedalam bahasa audio visual seperti talkshow, realityshow, news sampai film indie.

  • **

Siapa yang tak tahu tbk alias taman bambu kuning, best campnya orang-orang tak bereskul (otb). Kita akan menemukan rupa-rupa coretan berupa nama-nama alias maupun asli yang tak dikenal maupun kita kenal, alamat email, pesan singkat seperti dalam sms’an, kenang-kenangan berupa nama angkatan dan macam-macam graffiti tak jelas wujud alias abstrak yang merusak pemandangan.

tengah siang matahari mempertegas bayangan juga matamu, hitam aku turun dari tangga menuju pelataran sedikit segar setelah terkurung beberapa jam dan aku slalu memastikan dimana dia skarang wajah kantuk dibalik senyum dan sinar terang menyembunyikan siluet dari kuning dahan mataku tak pernah padam tak pernah terpejam melihat dia larut dalam tawa dan ocehan sesekali aku terhipnotis menuju satu alam disana hanya ada aku dan mungkin harapan sedangkan dirinya pulas disekitaran bambu kuning yang tertanam

  • **

Tempat selain taman bambu yang menyimpan banyak kenangan diantaranya Masjid Ulul Albab, areanya bukan sekedar tempat khusuk melaksanakan sholat atau mengaji. Disini kita takkan lupa akan kegiatan mentoring oleh para mentor dari anggota osis dan FDI.

Selain itu ada aula, selain sebagai tempat pendaftaran dan pemberian materi saat orientasi, aula kerap kali dijadikan tempat simulasi pemungutan suara, acara semacam trendi, pesantren kilat, donor darah sampai PFM juga dilaksanakan disana. Tempat lain yang menjadi mascot stm adalah kantin. Jangan mengaku anak stm jika belum pernah merasakan es yogurt bu Nadia atau batagor Naruto ala kantin belakang aula. Kantin belakang aula biasanya menyediakan jajanan seperti nasi kuning plus gorengan, kupat tahu, batagor, roti isi, mie ayam plus es cendolnya. Kalau Bu Jafar masih dengan mie bakso plus pop ice’nya.

Kalau bu Nadia mengandalkan yogurt, gorengan serta alat –alat tulis kantor juga ada. Beda lagi dengan jajanan depan sekolah, ada yang jualan cimol, cakue, martabak, baso tahu, mie ayam, lumpia basah sampai penjual koran/majalah juga ada. Minumannya sebangsa cola-cola, sprata, segar sari, es puter, es doger sampai teh sisri rasa apel maupun melati lengkap disana. Pokoknya serba gope lah.

Kalo ngga puas jajan di tiga tempat itu, kamu bisa bernostalgia ke tukang jajan depan SD di samping STM atau kalo ngga ada warung semacam Nala, Nangkel, si Ibu bahkan Warjeng yang menyediakan makanan olahan sekaligus tongkrongan selepas belajar seharian. Bagi yang kelebihan uang jajan, tak ada salahnya mampir ke Warsun (warung sunda), ada macam-macam lauk pauk juga olahan sayuran, rolade sampai semur bisa kamu pilih sesukanya.

Selain tempat-tempat diatas, ada tempat unik lainnya seperti taman PA. Biasanya digunakan untuk kegiatan PA Stampara seperti climbing dan lainnya. Sedangkan UKS tempatnya bagi anggota PMR yang stand bye dengan tandu, obat-obatan sampai oksigen lengkap disana. Bagi yang sakit, jangan khawatir menggelar tikar disana, ada kasur empuk yang sudah siap sedia. Selain itu ada sanggar OSIS, Pramuka, PA dan Passus Paskibra di sebelah workshop Elektronika. Disana tempat menyimpan aneka peralatan penunjang juga sebagai tempat berkumpul atau rapat anggota.

  • **

Selain Senin pagi, hari lain yang mesti diwaspadai adalah Sabtu pagi. Kita akan menemukan suasana itu lagi. Lengkap dengan beringin dan beberapa daun-daun tua. Bedanya, tak ada pelindung berupa kawat bahkan tanaman merambat dari tiap sudut atau rumput-rumput liar. Yang akan tetap sama adalah segenap rasa ingin melihat sinar itu datang lagi. Membawa pada hangat matahari walaupun belum menampakkan wujudnya. Sebuah memories 3 tahun silam. Mengapa beberapa moment perlu diabadikan? Bukankah dia tersimpan meski kita sering lupa dan akhirnya menghilang. Tapi, sebaiknya begitu karena beberapa mungkin menyakitkan.

Apel pagi, begitulah anak stm menyebutnya. Kali ini tak ada seragam putih abu rapi yang lengkap dengan bat SMKN 1 Cimahi, logo OSIS didepan saku, nama asli dan nama jurusan berikut logo serta angkatan di sebelah kanan. Wajar karena dress code untuk Jum’at Sabtu adalah seragam Pramuka. Selama apel, siswa wajib memakai celana pramuka dan kaos jurusan bagi yang sudah punya. Jika tidak, baju bersama SMK atau olah raga bisa jadi alternative lainnya. Usahakan tak terlambat karena hukumannya bisa sama berat ketika telat upacara.

Saatnya apel pagi. Kegiatan ini biasanya diisi dengan pengibaran bendera, pidato singkat dan pengarahan oleh Pembina, Ketua OSIS mengingatkan tentang tata tertib dan prilaku menjadi seorang siswa. Acara selanjutnya biasanya pidato multy bahasa oleh anggota Japanese atau English Club, dilanjutkan dengan lari kampus, kavling dan senam kebugaran bersama. Area kavling akan dibagi oleh osis dalam pengumuman yang menjemukan. Yup, pe-ngu-mu-man. Apalagi kalo bukan 4 eskul kepemimpinan kumpul dan lain sebagainya.

Jalur lari kampus 1 adalah sepanjang jalan Mahar Martanegara menuju arah Cimindi, lalu belok melewati gerbang tol menyusuri sepanjang jalan Baros, menyusuri kawasan industri lalu melewati pasar Baros hingga kembali lagi ke jalan Mahar Martanegara. Rintangan yang harus dihadapi selain polusi udara dari buangan pabrik dan kendaraan roda 2 serta 3 adalah panas matahari yang na’udzu billa, ditambah dengan gundukan sampah di pasar Baros dengan aroma bau busuk yang meneror hidung siapa saja. Keadaan diperparah dengan dehidrasi, nyeri pudak, lutut, kaki, sampai sakit ulu hati mungkin akibat tak sarapan diwaktu pagi atau… jarang lari. Satu tips saat lari kampus adalah ; jika tak ada Pembina, tak ada salahnya mencuri nafas sesekali dengan berjalan santai sambil mencuci mata kanan kiri atau membeli aqua gelas guna meredakan dehidrasi.

Satu lagi yang tak akan bisa lepas dari prosesi lari kampus adalah menunggu beberapa siswa yang tertinggal di jembatan Baros. Setelah lengkap, saatnya membuat barisan dengan formasi 2 banjar kebelakang, selanjutnya siapkan segenap tenaga untuk lari kompak kebersamaan sambil meneriakkan jingle atau yel yel khas jurusannya masing-masing. Setelah sampai, biasanya para siswa langsung terkapar. Ada sekitar setengah jam waktu tersisa sebelum pelajaran pertama dimulai. Ganti baju, istirahat, makan.

  • **
  • Dies Natalis, 24 Maret menjadi tanggal kramat bagi SMKN 1 Cimahi. Bagaimana tidak, setiap memasuki tanggal tersebut warga stm selalu sibuk mempersiapkan serangkaian acara untuk memperingati hari jadi sekolah kita tercinta. Acara seperti open house, bazaar, lomba KIR, sampai lari kampus 2 pernah diadakan untuk memeriahkan acara tahunan ini.
  • Tamu Istimewa, hari Rabu 9 Januari 2008 menjadi hari bersejarah bagi SMKN 1 Cimahi. Group band Padi hadir ke sekolah ini dalam rangkaian acara Tamu Istimewa Global tv. Warga stm dibuat histeris dengan penampilan group band yang terkenal dengan lagunya, Maha Dewi hingga Sobat.
  • Top Skull with IM3, hari Sabtu 3 April 2008 menjadi saksi pertarungan 4 sekolah untuk merebut gelar Top Skull se Cimahi, SMK Taruma Mandiri, SMK Sangkuriang, SMAN 3 Cimahi dan tuan rumah SMKN 1 Cimahi. Bazarpun diadakan untuk lebih memeriahkan acara.
  • **

Masih dengan baju bersama SMK di dada, pita warna biru pada lengan atas sebelah kiri dan rambut cepak 321 ala tentara serta nyanyian’ generasi biru’ yang menjadi mars wajib untuk penyemangat siswa. Selama MOS, kita juga diajak untuk mengelilingi area SMKN 1 Cimahi yang luasnya sekitar 3.4 H. Kita diperkenalkan pada ruang-ruang normative adaptive, tak lupa workshop berbagai jurusan.

Selama jalan-jalan, jangan lupa peraturan keempat dan kelima masa orientasi yaitu jangan menginjak tanaman dan mata jangan jelalatan. Dengarkan penjelasan dari pembimbing dan jangan sesekali berbuat sesuatu yang dilarang, ingat! jaga sikap. Acara selanjutnya sebelum penutupan adalah inagurasi , pentas seni tiap gugus dan pengenalan anggota Timsus. Acara berjalan meriah dan lancar tanpa ada tanda-tanda bimbingan mental. Tapi beberapa Timsus sepertinya menghilang dari peredaran, mungkinkah mereka merencanakan sesuatu, “cukup mencurigakan”.

  • **

Ini penutupan. Satu hal yang paling ditunggu dan ingin secepatnya ditinggalkan. Tapi, mungkin beberapa tahun lagi akan menjadi kenangan yang tak bisa dilupakan. … Panas sekali. Matahari mungkin berada tepat di atas kepala. Semua casisba berbaris sangat rapi. Tidak ada satu obrolanpun di sana, terlarang. Semuanya berkonsentrasi pada Pembina yang sedang berbicara. Tentunya sangat lama. Aku sangat yakin beberapa menit lagi anggota UKS sibuk mencari tandunya karena beberapa casisba mulai merasakan berbagai gejala.

Pertama, casisba akan merasakan lemas teramat dari kaki. Kedua, pusing menyegera untuk membuat korbannya tak bisa menyeimbangkan badannya. Ketiga, oksigen tidak masuk pada sistem pernafasannya secara sempurna. Perlahan dehidrasi menyerangnya, dilanjutkan dengan mata yang mulai rabun. Keempat, mata akan tertutup oleh sinar hitam yang menidurkan siapa saja yang tak kuat menahannya. Akhirnya korban jatuh dengan atau tanpa seseorang yang menahannya. Saatnya bercengkrama dengan ketidaksadaran yang cukup lama. Kemudian orang-orang sibuk mengangkatnya dan aku hanya berharap bukan berikutnya. Satu kata, pasrah.

Siapkan diri kalian karena puncak dari masa orientasi siswa akan segera dimulai. Bagi yang sakit sebaiknya tak memaksakan dan menahan diri karena kemungkinan terburuknya adalah pingsan. Setelah pidato penutupan. Pembina menyampaikan satu hal yang membuat timsus geram. Eng ing eng..suasana mulai mencekam. Sebabnya adalah casisba belum memenuhi syarat sebagai siswa dengan kriteria standar yang telah ditentukan. Intinya, mos selama tiga hari “gagal”. What?? Timsus seolah dipersalahkan atas hal tersebut karena disinyalir menjadi penyebab casisba tak berubah dari sifat asalnya yang “manja”, tak disiplin dan masih melanggar peraturan.

Lalu ada semacam ancaman bahwa mos akan diperpanjang bila tak ada perubahan yang signifikan dari casisba. Whatt?. Mendengar itu, timsus akhirnya melakukan aksi tanya jawab atau intrograsi pada bimpok sebagai wakil Casisba (yang hanya bisa diam). Mencecar seputar permasalahan yang ada didepan mata dan prilaku casisba yang masih jauh dari layak untuk menjadi siswa. Ini drama atau kenyataan?tapi jujur, lebih menakutkan dari sekedar jalan jongkok atau bintal.

Casisba tak bisa berbuat banyak selain merunduk dan berdo’a agar hal tersebut segera berakhir dan timsus tak lagi menyalahkan Bimpok. Hal yang berat untuk Casisba adalah dapat menyanggah atau menjawab perkataan timsus yang memekakkan telinga. Kamipun hanya bisa berjanji untuk menjadi lebih baik tanpa bisa membela. Casisba pun meminta MOS tak diperpanjang. Sebagai konsekuensinya, Casisba disuruh mengambil sebanyak-banyaknya sampah hingga waktu yang ditentukan dan berjanji akan merubah menjaga sikap dan mentaati peraturan.

Hitungan mundurpun dimulai. Casisba berhamburan keluar ruangan mencari sebanyak-banyaknya sampah yang ada. Teriakkan dimana-mana sedangkan lelah telah tiba, menyergap hampir semua casisba. Tapi dengan semangat, kami mengambil segala sesuatunya tanpa memikirkan kotor karenanya. Yang terpikir adalah ini adalah bukti bahwa kami pantas menjadi siswa.

Dan ketika waktunya habis, area SMK harus super bersih tanpa sampah sedikitpun sedangkan Casisba harus kembali berbaris rapi seperti biasa pada tempatnya semula. Waktu habis, Casisba menempati barisannya, semua diam tanpa kata. Akhirnya, drama yang cukup menguras emosi itupun kelar juga. Tak ada perpanjangan MOS dan suasana kembali kondusif ketika Pembina kembali menyampaikan petuah dan peringatan. Masa orientasi angkatan 32 ditutup dengan pembacaan do’a bersama dan maaf-maafan.

Entah kapan, tapi suatu saat pasti kita akan merasa beruntung bisa mendengar berbagai seruan timsus yang selalu mengingatkan tentang “kedisiplinan dan peraturan” terlebih bimpok yang selalu mengingatkan tentang ‘merubah kebiasaan buruk’dengan sabar dan senyuman. Jangan ambil hal negative semacam teriakkan atau bintal tapi hal positif bahwa hidup memerlukan keseimbangan. Timsus dengan caranya mendidik secara tegas agar siswa tak pernah lelah untuk “merubah”..

  • **

Ngga hanya itu aja keseruan selama PFM. Peserta PFM juga dihadapkan pada latihan bela diri, test fisik 2 yang tentunya lebih ngebuat sekujur tubuh sakit tak terkira sampai test ketahanan fisik salah satunya saling gendong antar peserta dan game tentunya. Ngga hanya menambah kekuatan fisik, lewat kegiatan ini juga, kita bisa menambah pengetahuan kita lewat penyuluhan dan pemberian teori di Aula. Teorinya tentu berkenaan dengan Dunia Industri dan Dunia Usaha serta penyuluhan lainnya berkenaan dengan persiapan Praktek Kerja Industri para peserta.

Pelatihan lain yang beda dari sebelumnya adalah menyusuri kolam renang dengan tali dari yang kedalamannya satu hingga 2 meter, dilanjutkan dengan loncat indah dari ketinggian 3 meter . Orang-orang menyebutnya ‘penyebrangan basah”. Lokasinya di Kolam Renang Tirta Bhakti Brigift. Peserta sudah siap dengan baju renangnya. Sedangkan panitia siap dengan 3 rintangan berupa 2 jalur penyebrangan basah dan 1 area loncat indah lengkap dengan tim penyelamat yang sudah siap siaga didalam kolam.

Siap tidak siap hadapi takdirmu. Bagi yang tak bisa renang jangan khawatir, karena tim ini akan menolong siapa saja yang disinyalir akan tenggelam. Suasana ricuh sempat terjadi karena antrian akibat beberapa siswi yang tak mau loncat setelah beberapa menit berada diatas papan loncat. Akhirnya keputrian turun tangan, Bu Yanti pun menyakinkan beberapa siswa tersebut untuk meloncat sehingga tidak mengulur waktu. Suasanapun kembali kondusif sampai akhir acara.

Kegiatan lain yang dilaksanakan di Brigift adalah Test Kekuatan Fisik melewati Rintangan semacam wajib militer ala tentara. Pada tahapan ini, peserta diajak untuk sedikit merasakan latihan militer yang dilakukan para tentara. Pelatihnyapun disiapkan khusus yaitu para tentara Brigift 15 Kujang.

Tiarap demi melewati kawat berduri mereka lakoni, tembok kayu setinggi 2 meterpun mereka lewati, tantangan terakhirnya adalah melewati kolam sepanjang 2,5 meter dengan sebuah tali. Hati-hati tercebur karena akibatnya bisa terkontaminasi air kolam yang keruh sekali.

  • ....

Subuh yang kita kenal. Aroma keterlambatan masih saja menghantui setiap peserta. Beberapa peserta beruntung punya kendaraan pribadi yang bisa membawanya kemanapun dan kapanpun.Sebagian lagi mengandalkan angkutan kota yang kemungkinan mangkal dulu mencari penumpangnya.

Belum termasuk isi bensin, menunggu penumpang yang jalannya lambat hingga macet, membuat peserta tertuju pada satu kata "telat'. Seorang pesertapun tidak akan berniat terlambat pagi ini. Menuju satu lokasi bernama SMKN 3 Cimahi.

Acara pertama sebelum kegiatan inti dimulai sudah pasti apel pagi. Ini mungkin apel terakhir karena hari ini adalah hari penutupan PFM. Puncak dari segala macam aktivitas yang menguras fisik dan mental pesertanya. Tidak ada kata mundur dari peserta, semua akan mengeluarkan segenap kemampuannya untuk menuntaskan rintangan terakhir yang berbeda dari rintangan sebelumnya.

Perjalananpun dimulai. Para peserta berbaris membentuk formasi seperti biasa. Didepannya pembina kelompok sudah siap menunjukkan jalan menuju lokasi sebenarnya. Ini akan menjadi perjalanan yang panjang, tidak jika peserta bisa kompak dan mengutamakan ke-ber-sa-ma-an. Cihanjuang menjadi awal perjalanan menuju tempat yang tak kami kenal. Kami masih berjalan diarea rumah penduduk sebelum masuk kedalam area yang cukup seram.

Anak PA Stampara mungkin mengetahuainya tapi kami tidak. Satu kata, mengasyikkan. Para pecinta alam mungkin akan sorak kegirangan menemukan area ini karena banyak arena permainan. Kami mulai dihadang oleh hamparan sawah berikut saluran irigasinya. Beberapa pesertapun mencoba sedikit sensasi dingin pada airnya sedangkan yang lainnya mungkin tidak. Ini masih pagi.

Tidak ada rintangan yang berarti selain berjalan terus tanpa henti. Kami harus terus terjaga dan berhati-hati pada jalannya yang licin dan berliku. Kadang, kami pun harus rela mengantri karena ada jalan yang sempit dan tak mudah dilalui. Sepertinya kami sudah memasuki area asing lainnya. Hampir tak ada tanda-tanda rumah penduduk, yang ada dikanan kiri hanya tanaman liar dan pepohonan yang juga tak kami kenal. Saluran irigasi yang kami temui sudah semakin lebar. Airnya sudah semakin keruh dan batu-batu didalamnya perlu diwaspadai karena beberapa tajam.

Banyak dari peserta yang masuk kedalamnya untuk mempercepat perjalanan dengan menyusul peserta lainnya. Dengan alas dan tanpa alas kaki. Semua seakan sudah tak sabar sampai kepuncak, tempat berlangsungnya acara. Kami tak lagi memikirkan kotor dan sebagainya. Yang terpenting saat itu adalah sampai dengan selamat tanpa cedera.

Beberapa peserta sudah sampai dipuncaknya. Sedangkan yang lainnya masih bergulat dengan jalan setapak dan jembatan dari bambu serta jalan terakhir menuju puncak dengan sudut kemiringan sekitar 120 derajat. Setelah sampai pada puncaknya, kita akan melihat pemandangan luar biasa dari lembah yang tadi kita lewati sebelumnya. Rasakan indah dan kengeriannya bila terjatuh dari atas sana serta hirup udara segar sebanyak banyaknya.

Kami yang sudah sampai ditempatkan pada sebuah lapang. Di sebelahnya adalah jurang yang sudah siap menelan siapa saja yang terpeleset dan jatuh pada bibirnya. Kami sedikit bernafas lega karena berhasil dengan sempurna melewati rintangan pertama. Untuk merayakannya tak ada salahnya mendokumentasikannya sebagai kenang-kenangan. Para pesertapun larut kedalam prosesi tersebut, aku menyebutnya 'hegemony keceriaan ala pemandu sorak dengan senyum tiga jari. Flu narsis menyegera untuk datang pada kumpulan peserta dari berbagai jurusan.

Tapi keceriaan mereka takkan lama lagi, masih ada kegiatan lainnya yang menunggu untuk dilaksanakan. Bisa lebih menyenangkan atau mengerikan. Sebenarnya acara puncak penutupannnya tak se'ngeri yang dibayangkan. Acaranya antara lain, sambutan dan game seru yang dipandu oleh kakak PPL UPI serta makan-makan.

Satu satunya permainan yang aku hafal adalah permainan 'obat nyamuk '. Sedangkan satu-satunya aroma yang aku rasakan adalah aroma tai kuda menjelang makan-makan bersama. "Hayang utah euy!!"Sepertinya beberapa peserta salah memilih tempat, tadinya sih menginginkan suasana beda berupa hamparan rerumputan segar nan hijau tapi sial!! ada banyak ranjau bertebaran. Nafsu makan beberapa pesertapun sempat hilang.

Tapi demi menambah tenaga untuk kegiatan selanjutnya, para pesertapun makan dengan lahap dan apa adanya. Wajah-wajah kelaparanpun memenuhi area depan KatuMiri, Minggu 8 Juni 2008.

Jika kita kira ini acara puncaknya, kita salah besar. Setelah ini ada yang lebih menantang dari sekedar test fisik atau lari kampus 2. Kami harus jalan tanpa henti melewati jalan setapak yang sulit dilewati. Jika tadi kita hanya berjalan santai melewati saluran irigasi maka sekarang kita harus masuk kedalam beberapa gorong-gorongnya yang gelap dan pengap. Akhwat tak terkecuali.

Sehingga sengaja atau tidak, kita akan merasakan dingin air dan suasana lembabnya. Belum lagi di awal perjalanan, beberapa peserta melihat benda yang tak asing lagi (berwarna kuning dan lembek), melintas tanpa permisi. Jangan sesekali membayangkan benda tadi selama kita melakukan penyebrangan melewati saluran irigasi. Me-nge-ri-kan. Tapi anehnya para peserta

masih bisa tertawa riang dan bergembira. Seperti anak autis menemukan dunianya. Jangan-jangan kami psiko kali ya? Wajar saja, di stm sana kita hanya berurusan dengan Kimia, Fisika, Matematika, Bahasa Inggris serta pelajaran lainnya. Belum lagi mikirin berbagai tunggakan semacam SPP hingga uang bangunan. Disini ngga ada itu semua, yang ada adalah memikirkan apa selanjutnya dan jalani alurnya. Ternyata selanjutnya adalah menyusuri aliran sungai. Batuannya yang tajam membuat kami akan selalu memperhatikan setiap langkah. Pegangan tangan antar peserta mungkin perlu dilakukan agar satu sama lain bisa tetap terjaga tanpa terpisah.

Jika belum pernah merasakan push up didalam air inilah saatnya. Panitia sepertinya tahu apa yang diinginkan peserta khususnya para pencinta alam. Sepertinya mereka akan loncat kegirangan bisa bercengkrama dengan keruhnya air sungai. Dan untuk yang normal ini mungkin semacam musibah ringan. Sedangkan untuk yang manja, ini ibarat hukum alam nan menyedihkan.

Setelah melewati gunung, arungi lembah, sungai mengalir indah bukan ke samudra, kami memasuki kawasan yang lebih asing dan beda. Sinar matahari terbatas didalamnya karena rimbun daun menghalanginya. Mungkin hanya beberapa orang dari warga yang berniat singgah atau tinggal didalamnya. Keadaannya berupa pepohonan liar dan pohon bamboo tumbuh subur disana. Tanahnya hampir tak ada yang rata. Jalan turunan nan curam sering kami temui diperjalanan. Terkadang beberapa peserta terjebak atau terpeleset karenanya.

Tapi bagaimanapun kami tetap harus jalan tanpa henti mungkin secepatnya karena beberapa sudah kehabisan tenaga. Jangan harapkan ada PMR yang menyediakan tandu atau oksigen, satu-satunya yang bisa kita andalkan disana hanya teman. Dan, hati-hati, jangan sampai tersesat, ber-ba-ha-ya. Tempat ini seperti menyimpan misteri yang kami tak tahu apa. Siap mengeksekusi siapa saja yang lelah dan lengah dengan menerjunkan korbannya pada bagian terbawah’ semacam jurang atau sejenisnya.

Akhirnya satu-persatu peserta keluar dari kawasan tersebut. Dengan dan tanpa senyum. Beberapa sorak kegirangan karena bebas dari penderitaan, kebanyakan no command karena kelelahan, satu dua orang ingin mengulanginya kapan-kapan (curiga pecinta alam). Setelah semua peserta sampai, kami bersiap dengan barisan yang cukup acak-acakan guna melaksanakan apel penutupan. Sepertinya kami ngga pernah berfikir harus merubah penampilan, hampir semua pasrah pada keadaan.

Yup, hampir seperti gelandangan dengan gaya rambut tak beraturan, baju celana basah bukan karena ada hujan, dihiasi dengan aneka luka, seperti bared sampai bentol karena gigitan serangga dan alergi udara. Apa kalian mengalami dan merasakan hal yang sama? Apa semua hal itu belum cukup untuk menjadikan kita sebuah ‘keluarga”? Terhimpun dalam satu kata yang sering Pa Ian sebut bernama“Indonesia”.

  • **

1 tahun kemudian, Sabtu 27 juni 2009 Memasuki gerbang yang dulu gelap terasa cukup nervous. Terlalu banyak orang di sini. Mungkin 1422 orang tumpah ruah di sini. Aku lega karena sebagian tingkat 4 masih sekedar merapikan kemeja, jas atau dasi. Sesuai tradisi, Wisudawan memakai stelan hitam putih dengan jas. Sedangkan wisudawati memakai kebaya dengan warna khas jurusannya. Diawal sesudah gerbang, ada meja penerima tamu yang sudah disiapkan panitia. Di sana kita bisa menukarkan undangan dengan 3 kotak dus, berisi bolu pudding yang ditaburi buah-buahan diatasnya dll.

Hampir semua wisudawan berkumpul di samping mesjid. Kegiatan kami selain mengobrol adalah berfoto-foto. Ritual wajib pra prosesi, saat prosesi dan pasca prosesi. Begitu pentingkah sebuah kenangan. Sebentar lagi para wisudawan akan memulai aksi. Prosesi yang pertama cukup simple. Kita hanya berjalan berpasangan sambil menerima kertas bertuliskan JANJI TEKNISI. Dimulai dari Elektronika Industri hingga yang terakhir, Teknik Produksi Program Pertelevisian. Kesembilan jurusan atau 16 kelas memasuki area lapangan satu.

Cukup mudah. Hanya berjalan sambil tersenyum pada sorot kamera layaknya para selebriti saat prosesi red carpet. Wajib bagi kami untuk terus senyum (disarankan senyum tiga jari) sampai duduk sesuai urutan absensi. Aku absen 6, jadi terpaksa mendengar pidato lebih jelas.

Setelah semuanya terjaga, master of ceremony memulai memberikan kalimat-kalimat pembukaan. Bu Linda menggunakan bahasa Indonesia dan Pa Askos menggunakan Bahasa Inggris. Prosesi yang wajib dijalankan pastinya pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh Risky Julyana, didampingi Dwi putri dan Putri Kumala. Keduanya menterjemahkan ayat dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Harmonisasi dan kolaborasi yang mengasyikkan.

Prosesi wajib lainnya adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tak lupa sambutan –sambutan dari orang-orang yang dianggap mewakili pihak tertentu. Seperti Pa Drs Ermizul selaku kepala sekolah, ada juga perwakilan dari komite sekolah, Bu Liah selaku ketua pelaksana Wisuda, Pa Dadang yang mewakili orang tau siswa, ada pula dari pihak industri, sampai salah satu anggota Forum Pembangunan. Sebelum bercuap, anggota Forum Pembangunan memberikan beasiswa secara simbolis pada siswa. Sekilas info, bagi yang berminat bergabung, mereka membuka stand di dekat mesjid atau informasi lebih lanjut lihat dibuku angkatan.

Benarkah pidato atau sambutan membosankan?Sehingga calon alumni lebih memilih ngobrol, futu-futu, atau sekedar diam tanpa mencerna apa yang dikatakan didepan. Mencopot kontak lens atau makan lemper kemudian jadi lebih penting dari sekedar mendengar kalimat klise. Seperti ucapan syukur, terima kasih dan minta maaf. Sepertinya kita harus banyak merubah diri, terutama pada hal yang dianggap kecil padahal paling sulit dilakukan orang.

Saking banyaknya prosesi, urutan prosesi dari awal sampai akhir tak aku hafal semua. Yang jelas ada upacara adat. Sesudahnya diumumkan siswa terbaik dari tiap jurusan. Aku yakin bukan aku. Kesembilan orang-orang dengan tingkat kecerdasan tinggi mengambil posisinya didampingi orang tua masing-masing. Di depan ribuan orang, mereka berdiri. Melakukan prosesi adat yang ngga aku ngerti. Tiba-tiba muncul akhwat, anak TKJ sepertinya. Dia membawakan tari Bali. Tarian yang baru aku liat meski waktu itu tak terlalu terlihat karena terhalang penari adat, wisudawan dan orang tua atau wali.

Kalo ngga salah ada janji teknisi setelahnya deh. Tapi, kurang kompak mengikrarkannya karena Asep sang ketua OSIS ngga pake mic. Suaranya ngga jelas.Tapi akhirnya Pa Budi berinisiatif cepat memberikan mic. Tapi tetap, karena aku ngga begitu konsen, aku sempat salah mengucapkan janji teknisi. Ikrar mungkin formalitas tapi yang ngga kalah penting dari formalitas adalah realisasi. Itu yang sulit.

Serangkaian prosesi membuat semua lapar. Aku juga ngga sempat sarapan.Tapi acara akan segera berakhir. MC mengumumkan bagi 10 absen pertama untuk bersiap-siap mengambil posisi untuk menerima Map kelulusan berisi sertifikat UJK serta buku angkatan. Pa Agung menyerahkannya dilanjutkan dengan futu-futu dan pengalungan medali oleh Pa Drs Tedi Ahmad Santosa. Satu kata, amazing. Sulit dipercaya. Sampai sekarangpun aku belum merasa menjadi alumni. Aku masih ingin di padepokan LG alias Leuwigajah. Menikmati atmosphere STM yang khas dan toilet cowok yang jadi tempat paling bersahabat sepanjang 4 tahun.

  • ..

dari sela sela dibawah pintu tua aroma aneh selalu mencoba menghipnotis para siswa basah dan lembab menyegera membawa kepada suasana angker yang beda didepannya siswa rela mengantri demi menginginkan bau anyir dan tarian laba laba sambil iseng menyulam jaring pada dinding hitamnya sedang aku memakainya untuk sedikit hilang dari peredaran setelah melihat sosok menakutkan bukan semacam kuntilanak atau setan yang kata sebagian siswa sering eksis menampakkan wujudnya pada tempat berukuran 2 x1 meter tertawa sendiri tanpa alasan( mungkin hantu gila) sembari ditemani kocoa mati pada kloset yang satu semester sekali di bersihkan

  • ..

tapi disini aku selalu bertahan lebih dari setengah jam kadang coretan coretan mencipta aroma terapi sebagai obat stres dan migrain setelah ujian teori terlebih bau pesing bekas pembuangan hingga bisa sedikit ku redam macam macam gelisah akibat pertemuan yang sering ku sebut kebetulan didalamnya bercampur takut seperti jentik nyamuk pada bak penampungan lalu disorot sinar terang seketika itu mencari dasar terdalam sepi dan nyaman …. “Berdiri kokoh tegak dan pasti. Mengemban tugas mulia. Mendidik putra putri bangsa.Menyongsong masa depan cerah ceria. Tiada hari tanpa bakti. Padamu Pertiwi. Setialah s’lalu pada tekadmu SMK Negri 1 Cimahi. Terpatri niat di sanubari . Menimba ilmu berguna.’tuk bekal jalani hari nanti. Berbakti mengabdi kepada negeri.Tegak pasti langkah kami. Membangun negeri. Jayalah slalu almamaterku SMK Negeri 1 Cimahi”

Hymne SMKN 1 Cimahi yang dinyanyikan padus cukup ngebuat aku tertegun sejenak. Seolah hari ini adalah klimaks dari sebuah perjuangan. Tapi hidup baru dimulai. Apakah ini sebuah titik balik menuju sesuatu yang lebih baik, menyongsong masa depan cerah ceria. Semoga.

Setelah berbagai prosesi yang melelahkan, saatnya pembacaan do’a oleh Pak Endang Rifai. Cukup khusuk tapi tidak lebih terenyuh dibandingkan mendengar hymne SMKN 1 Cimahi. Setelah mendengar alunan do’a yang mengingatkan kita tentang “syukur dan nikmat”. Maka saatnya prosesi Foto kelas di depan seribu orang lebih. Prosesi teranyar karena prosesi foto angkatan ini baru dilaksankan pada angkatan 32 ini. Karena sibuk dengan melihat buku angkatan, aku lupa pada satu hal yang paling aku tunggu. Satu hal lagi. Terlupakan. ……. Sekarang waktunya menunggu untuk bersalam-salaman dengan guru-guru tercinta. Makasih telah memberi banyak referensi ilmu yang mungkin berguna, entah kapan. Ada Bu Hutabarat, Bu Linda, Pa Endang, Pa Ian, dan banyak lagi tapi nga semua. Ngga ada Bu Sri Gantini, Bu Heni, Bu Dede Komariah dan banyak lagi.

Cerita tentang buku tahunan Angkatan 32. Pasti yang akan kita lihat pertama dibuku tahunan adalah foto kita atau foto pacar atau juga foto kecengan kita. Sepertinya pose telanjang dada lagi booming di buku tahunan. Untung aja para cowok. Emang ngga ada habisnya ngenang buku angkatan. Seperti kembali lagi ke masa-masa yang amat kompleks dan rumit. Ada masa indah, sedih, lucu, marah, sepi, dan lain-lain. Potongan –potongan gambar yang ngebuat sebuah moment tak terlupakan. Kadang ada foto ngga penting yang aneh sampai foto yang menyimpan sejuta cerita. Seperti tak akan habisnya membahas satu persatu semua kejadiannya.

Tak lupa untuk guru-guruku yang telah sabar memberikan ilmu. Terimakasih kata mutiaranya, semoga berhasil merubah kami kelak. Salah terhangat buat teman satu angkatan yang terkenal atau tidak tekenal, yang aku kenal maupun yang tidak aku kenal.

  • **

Generasi biru. 16 kelas yang masing-masing mempunyai jurusan, karakter, kesempatan dan kisah yang berbeda. Tapi kemudian kita disatukan oleh satu warna. Biru. 28 Maret 2008. Lalu mengapa kita selalu mempengetengahkan perbedaan. Menyulut permusuhan. Juga benci. Bukankah tujuan kita dari awal orientasi siswa sampai wisuda adalah sama. Yaitu mewujudkan harapan tentang hari esok yang lebih baik. Ingatkah lagu generasi baru yang selalu kita nyanyikan bersama dan diawali dengan kata “kami” . Empat kata, kita adalah sebuah keluarga.

mar 14 2012 ∞
mar 14 2012 +