Kalau bisa memilih orang tua sebelum dilahirkan, Geonho jelas tak akan memilih lahir sebagai anak ketua Choi, seorang Direktur Kepolisian Seoul.

Geonho senang membaca banyak buku, disana dikatakan bahwa semakin tinggi jabatan seseorang maka bukanlah fisik yang ia gunakan dalam bekerja, melainkan soft skill yang meliputi pemecahan masalah dan pemeliharaan para bawahannya. Tetapi, ia tak menemukan hal tersebut di diri tuan Choi, ia masih saja keras dan tegas seperti perwira pangkat besar yang sedang mengomando strategi perang, bahkan pada anak-anaknya sendiri. Sikap tuan Choi tentu membuat pro dan kontra; Geonho adalah tipe yang "main aman", karenanya si sulung itu selalu terlihat sebagai anak penurut. Berbeda dengan si biang onar Junho, membangkang perintah ayah ada passion-nya.

Geonho lahir lima menit lebih awal dari Junho, titel "kakak" otomatis jatuh kepada dirinya. Meski ia dan Junho seumuran, tetap saja Geonho ditekan untuk lebih membanggakan daripada Junho; harus menjadi kakak yang baik, kakak yang berprestasi, kebanggaan keluarga, dsb. Tekanan demi tekanan terus muncul karena lingkungan, dia di dorong untuk menjadi figur egois yang mampu meraih segalanya.

Sesekali ia iri pada Junho yang mampu membangkang dan tetap berprestasi, berbanding terbalik dengan Geonho yang harus belajar mati-matian setiap malam demi nilai yang gemilang dan malah menjadi pecundang untuk tetap menurut pada Ayah.

Meski begitu Geonho tak pernah menyesali keputusannya untuk tetap belajar dengan giat karena ia berhasil masuk Seoul National University, kesempatan sebagai mahasiswa universitas bergengsi ini Geonho gunakan untuk perlahan lepas dari belenggu "harapan" yang telah digantungkan kedua orang tuanya.

jun 25 2019 ∞
jun 25 2019 +