Menulis, aku selalu suka menulis. Bahkan saat tuan itu pergi. Mungkin memori terakhir ku akan ia, wajah pun tak mampu ku jangkau. Hanya saja musim semi baru datang. Bunga sakura baru saja bermunculan dan ia pergi. Saat itu aku menulis bahwa siapa pun yang bisa pergi, akan pergi.

Kata ibu aku lahir tanggal 18 Februari, tahun 1994. Ibu sering bercerita bahwa Ayah mengira aku akan lahir di tanggal 14 Februari. Ya, tanggal itu punya sejarah untuk mereka. Pertama kali bertemu, saat pertama nyatakan cinta, menikah. Tidak untukku, aku juga tidak mau jadi sejarah cinta mereka, kalau disuruh memilih.

Ayah pergi tanggal 14 Februari? Entahlah, aku masih sangat kecil saat itu. Kupikir, tidak.

Seperginya Ayah, aku dan ibu kembali. Ke tempat yang disebut ibu sebagai rumah. Di rumah ada nenek. Dari memori yang aku ingat, aku lebih banyak menghabiskan waktu ku bersamanya dari pada ibu.

Tapi takdir, nenek pun tak bisa berada di sini selamanya. Nenek pun ikut pergi di hari pertama aku menginjakkan kaki di bangku menengah pertama. Kesal? Tentu. Merubah takdir? Tak bisa. Mengulang waktu? Belum bisa dijangkau.

Setelah itu aku kembali banyak menghabiskan waktu ku bersama ibu. Urusan sekolah, ibu tak pernah mengharuskan ku untuk selalu belajar dan menjadi nomor satu di kelas. Oleh karena itu aku selalu belajar dengan kemauanku sendiri, dan itu tidak buruk.

Teman. Aku tidak terlalu mempunyai banyak teman. Mungkin hanya satu atau dua orang yang benar-benar dekat dengan ku? Entahlah.

Aku berhasil menyelesaikan bangku menengah atasku dengan nilai yang cukup tinggi. Saat itu aku terpikir untuk bekerja saja, aku bisa bantu ibu. Tapi ibu menyarankanku untuk kuliah saja dulu.

Aku suka Matematika. Orang-orang kadang mengiranya sedikit aneh, tapi ya memang seperti itu. Memecahkan masalah bisa membuatku terdistraksi dari hal-hal yang menganggu kehidupan ku, meskipun sejenak.

Maka itu, opsi pertama jurusan ku untuk kuliah adalah Matematika, yang kedua Akuntansi. Satu seleksi aku lewati, tidak lolos. Seleksi kedua, aku lolos.

Kembali lagi ke takdir, aku tak berhasil di Matematika. Jurusan Akuntansi, Universitas Gajah Mada.

Melanjutkan pendidikan disitu membuatku harus hidup jauh dari rumah. Dari teman-temanku. Sulit? Sangat. Tapi tidak terasa. Benar-benar seperti tidak pernah kulalui. Seperti sekejap mata, aku menjadi dewasa.

Disela-sela kesibukan dunia kuliah ku, aku masih sempat menulis. Terkadang menggunakan nama asli ku, terkadang sembunyi.

Sampai sekarang aku sudah bekerja, kembali ke Jakarta, aku masih menulis. Meskipun pekerjaan ku sebagai finance supervisor sangat menyita waktu, tapi tidak apa-apa. Aku mencintai kedua pekerjaan ku.

feb 11 2018 ∞
feb 9 2020 +