ㅤMin Hajoon adalah anak sematawayang dari pasangan Min Gikwang dan Cha Eunhee. Min Gikwang adalah pemegang jabatan direksi utama dari perusahaan pemasok obat-obatan rumah sakit terbesar di Korea Selatan, sedang Cha Eunhee adalah seorang entrepreneur yang memiliki usaha resort di Pulau Jeju. Memiliki orang tua yang sibuk tidak membuat Hajoon menjadi anak yang kurang perhatian. Ia tumbuh bersama rasa kasih yang cukup, begitupula dengan kedua orang tuanya yang saling menyayangi. Setidaknya, itulah sesuatu yang Hajoon percayai. Hidup Hajoon terbilang sempurna dan berjalan sebagaimana semestinya hingga ia berusia 8 tahun. Hajoon masih ingat betul, hari dimana perayaan ulang tahunnya berubah menjadi mimpi buruk yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

ㅤPernikahan yang dilandasi bisnis memang tidak akan pernah bertahan, ya? Di usia sebelia itu, Hajoon harus menelan pil pahit dan menerima kenyataan bahwasanya semua kenangan manis yang ia terima hanyalah bualan belaka. Nampaknya, batas kesabaran dua orang dewasa itu benar-benar sudah habis tepat di hari ulang tahun Hajoon yang kedelapan. Di penghujung tahun yang sama, Gikwang dan Eunhee memutuskan untuk mengurus perceraian mereka dan menjalani hidup masing-masing.

ㅤKuasa asuh Hajoon yang jatuh pada Gikwang merupakan opsi terakhir karena perempuan yang telah melahirkannya, Eunhee, keberatan mengurus tanpa alasan yang jelas. Akan tetapi, kuasa asuh itu terasa tak berguna karena Hajoon lebih merasa diperlakukan seperti peliharaan daripada manusia. Gikwang tidak pernah memperhatikan Hajoon sebagaimana seorang ayah memperhatikan anaknya. Yang Gikwang lakukan hanyalah memberi makan juga tempat bagi Hajoon untuk tidur. Tidak lebih. Persis seperti hewan ternak.

ㅤMengalami hal-hal menyedihkan di usia kanak-kanak membuat mental Hajoon tidak stabil. Kepribadiannya terguncang. Oleh sebab itu, Hajoon sempat menjadi anak yang murung selama bertahun-tahun, sampai akhirnya ia bertemu dengan sosok sebaya bernama Jaerim.

ㅤJaerim adalah seorang teman yang ia jumpai saat duduk dibangku SMP kelas 1. Satu-satunya orang yang tidak gentar mendekat meskipun sudah Hajoon tolak berkali-kali. Dan karena Jaerim lah, banyak perubahan yang terjadi pada sifat Hajoon. Pemuda itu tidak lagi murung dan mulai berbicara dengan orang lain. Hanya saja, lambat laun orang-orang di sekitarnya mulai memperingati untuk tidak bergaul dengan Jaerim. Sebagai kawan yang setia, Hajoon tidak mengindahkan peringatan tersebut. Namun pada akhirnya, Jaerim mengkhianati Hajoon. Akibat Jaerim, Hajoon terkena skors selama 1 bulan dari sekolah dan mendapatkan hadiah tak terlupa dari sang ayah di rumah. Sejak saat itulah, Hajoon memilih untuk tidak bergantung pada orang lain dan memantapkan hatinya untuk tidak memercayai siapapun. Hal ini pula yang memunculkan sifat misterius sebagai bentuk pertahanan Hajoon. Enggan mengulang kesalahan yang sama, maka dari itu ia memilih waspada.

ㅤMenginjak bangku SMA, Gikwang mendaftarkan Hajoon di SMU Hanlim. Entah didasari alasan apa, pria tua itu justru menjerumuskan Hajoon pada hal-hal yang tidak ia minati sama sekali. Seni? Ha, omong kosong. Namun setidaknya, Hajoon bertahan di sana selama 6 bulan sebelum ia membuat dewan petinggi sekolah pening. Hajoon membuat salah seorang siswa lintas jurusan terbaring di rumah sakit dalam keadaan koma. Sebelum sekolah membuat keputusan ihwal hukuman yang harus diterima Hajoon, Gikwang yang kepalang malu lebih dulu mengajukan surat pengunduran dari atas nama sang anak dan memindahkannya ke sekolah yang tak kalah bergengsi, SMU Gyeonghan.

ㅤRasa murka sang ayah tidak berhenti pada lebam biru yang tertanggal di tubuh Hajoon, namun rupanya berlanjut dengan 'membuang' Hajoon ke sekolah elite yang memiliki konsep asrama. Kalakian, bukan Min Hajoon namanya bila kehabisan akal. Justru, ia akan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya agar sang ayah membuka mata, bahwasanya insiden yang sudah berlalu bukanlah apa-apa. Sebab di sekolah Gyeonghan nanti, Hajoon akan lebih siap untuk mempermalukan nama ayahnya lagi.

sep 21 2020 ∞
nov 29 2020 +